Search

Thursday, August 8, 2013

Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain - Part 2

Bagian 2: Enam Cara Untuk Membuat Orang Lain Menyukai Anda

Prinsip 1: “Bersungguh-sungguhlah menaruh minat pada orang lain”
Lakukan ini dan anda akan disambut hangat di mana saja. Kita bisa mendapat lebih banyak kawan dalam waktu 2 bulan dengan cara menjadi tertarik pada orang lain dibandingkan dua tahun dengan cara mengusahakan orang lain tertarik pada kita. Kalau kita cuma berusaha memberi kesan kepada orang lain dan berusaha menjadikan orang lain tertarik kepada kita, kita tidak akan pernah mempunyai banyak kawan yang sejati dan tulus. Kawan, kawan sejati tidak dihasilkan dengan cara itu.

“Individual yang tidak tertarik pada kawan-kawannyalah yang memiliki kesulitan terbesar kepada orang lain. Dari antara para individu tersebutlah semua kegagalan manusia timbul” – Alfred Adler

Dengan memiliki minat yang pasti terhadap orang lain, kita menciptakan kehidupan baru bagi dirikita sendiri. Kita tertarik pada orang lain tatkala mereka tertarik pada kita. Then how? Well, Salah satu caranya adalah menyapa orang dengan antusias dan semangat. Minat yang tulus pada orang lain adalah kualitas paling penting untuk dimiliki oleh seorang penjual, untuk siapa pun, untuk masalah itu. Mari kita ambil satu contoh kejadian yang melibatkan prinsip ini.

Berikut salah satu pengalaman Dale Carnegie, seperti yang ia tuliskan: “Saya melewatkan suatu malam di kamar ganti Howard Thurston, saat terakhir kali dia muncul di Broadway, Thurtson dikenal sebagai ketua para ahli sulap. Selama empat puluh tahun ia telah berkeliling di seliruh dunia, menciptakan ilusi-ilusi, menyihir para penonton, dan membuat orang tercengang. Lebih dari 60 juta orang telah membayar untuk menonton pertunjukannya dan dia telah mengantungi keuntungan $2 juta. Saya tanyakan kepada Thurston tentang rahasia suksesnya. Pendidikan formalnya sudah pasti tidak ada hubungannya dengan ini, karena dia telah melarikan diri dari rumah ketika masih merupakan seorang anak lelaki kecil, untuk menjadi gelandangan , naik gerbong barang, tidur di tumpukan jerami, mengemis makanan dari pintu ke pintu, dan belajar membaca dengan cara memandang keluar gerbong barang, memandangi tanda-tanda di sepanjang jalan. Apakah ia mempunyai pengethuan luar biasa tentang sulap? Tidak, dia ceritakan kepada saya bahwa ratusan buku sudah ditulis tentang permainan sulap, dan hampir semua orang sudah tahu apa yang ia kerjakan. Tapi dia mempunyai dua hal yang orang lain tidak punya. Pertama, dia mempunyai kemampuan untuk
menampilkan kepribadiannya di depan lampu sorot. Dia adalah seorang penghibur ulung. Dia dikenal akan sifat dasar manusia. Segala yang dilakukannya, setiap gerakan, setiap intonasi suaranya, setiap saat alisnya terangkat, telah dipraktekkannya dengan seksama sebelumnya, dan aksi panggungnya dihitung dalam pecahan detik. Tapi, sebagai tambahan dari kemampuannya itu, banyak para tukang sulap akan melihat kepada penonton dan berkata kepada dirimereka sendiri, ‘Nah, ada sekelompok orang besar yang mudah ditipu disana, sekelompok orang dusun, saya akan membodohi mereka.’ Tapi metode Thurston sama sekali berbeda. Dia katakana kepada saya bahwa setiap kali dia naik panggung dia akan berkata kepada pada dirinya: ‘saya sangat bersyukur karena orang-orang ini datang kepada saya. Merekalah yang memungkinkan saya mencari uang dengan cara yang saya sukai. Saya akan member mereka pertunjukkan terbaik yang mampu saya lakukan.’ Dia mengakui bahwa dia tidak pernah menginjakkan kaki di depan lampu sorot, tanpa lebih dahulu berkata kepada dirinya berulang-ulang: ‘Saya mencintai penonton saya. Saya mencintai penonton saya.’ Menggelikan? Tidak masuk akal? Anda berhak untuk berpikir apa pun yang anda sukai. Saya sekedar menyampaikannya kepada anda tanpa komentar, persis seperti resep yang digunakan salah satu tukang sulap yang paling terkenal sepanjang masa.”

Kemudian, selain dengan cara menyapa orang lain dengan tulus dan antusias, bagaimana caranya untuk menaruh minat kita pada orang lain? Well, begini beberapa cara lainnya:
- Katakan berulang-ulang pada diri kita sebelum menghadapi orang lain, “saya mencintai mereka. Saya mencintai teman-teman saya. Saya mencintai keluarga saya.” Seperti yang dilakukan oleh Howard Thurston.
- Berikan perhatian yang tulus, bahkan terhadap orang-orang yang tampaknya tidak penting. Misalnya berbicara dengan mereka. Ingat, manusia berhasrat untuk menjadi penting.
- Kagumi mereka dengan tulus, kagumi hal-hal yang mereka miliki tetapi tidak dimiliki oleh orang lain. Semua senang sekali bila dikagumi. Cara ini juga akan memberikan mereka rasa penting.
- Biarkan diri kita melakukan sesuatu untuk orang lain, hal-hal yang memerlukan waktu, energy, rasa tidak mementingkan diri dan pemikiran.
- Mengingat tanggal lahir mereka dan berikan ucapan untuk hari ulang tahun mereka itu.

Sifat manusia, mereka hanya tertarik pada diri mereka sendiri. Semua orang senang sekali bila ada orang lain yang mengaguminya.

Prinsip 2: Tersenyumlah
Ini adalah cara sederhana untuk membuat kesan pertama yang baik. Charles Schwab, daya tariknya, kemampuannya membuat orang lain menyukainya, hampir semuanya menjadi penyebab dari suksesnya yang luar biasa dan salah satu factor yang sangat menyenangkan dalam kepribadiannya adalah senyumnya yang memikat. Perbuatan berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan seulas senyuman mempunyai makna, “Saya suka anda. Anda membuat saya bahagia. Saya senang bertemu dengan anda.” Karena itulah anjing membuat kesan semacam itu. Mereka begitu senang berjumpa dengan kita sehingga sewajarnya kita pun jadi senang berjumpa dengan mereka.

Tersenyumlah
“Orang yang tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar dan menjual dengan efektif dan membesarkan anak-anak yang lebih bahagia. Ada jauh lebih banyak informasi tentang senyuman daripada sebuah kerut di kening. Karena senyum itulah yang mendorong semangat, alat pengajaran yang jauh lebih efektif daripada hukuman.” – Profesor James V. McConnel, seorang psikolog di Universitas Michigan. 

Anda harus senang ketika berjumpa dengan orang-orang, kalau anda mengharapkan mereka untuk senang bertemu dengan anda. Orang jarang berhasil dalam hal apapun kecuali mereka mendapat kesenangan dalam mengerjakannya.

Anda tidak ingin tersenyum? Mengapa? Ada dua hal yang harus anda lakukan. Pertama, paksa diri anda untuk tersenyum. Kalau anda seorang diri, paksa diri anda untuk bersiul atau mendendangkan sebuah lagu. Bersikaplah seolah-olah anda sudah bahagia. Berikut ini cara yang dipaparkan oleh psikolog dan filusuf William James:

“Tindakan tampaknya mengikuti perasaan, padahal sebenarnya tindakan dan perasaan berjalan bersama dan dengan mengatur tindakan, yang berada dibawah control langsung dari kehendak, kita bisa secara tidak langsung mengatur perasaan kita, yang tidak kita kendalikan langsung. Jadi, jalan menuju kebahagiaan, kalau kegembiraan kita hilang, adalah duduk dengan riang, lalu bertindak dan berbicara seolah-olah anda memang bahagia . . .”

Semua orang di dunia ini mencari kebahagiaan dan ada satu cara yang pasti untuk melakukannya. Yaitu dengan mengendalikan pikiran-pikiran kita. Kebahagiaan tidak tergantung pada kondisi-kondisi dari luar. Kebahagiaan tergantung pada kondisi-kondisi dari dalam. Bukan dari apa yang anda miliki atau siapa anda atau di mana anda atau apa yang sedang anda lakukan yang membuat anda bahagia atau tidak bahagia. Melainkan apa yang anda pikirkan tentang bahagia itu. Misalnya, dua orang mungkin berada di tempat yang sama, mengerjakan hal yang sama, keduanya mungkin mempunyai sejumlah uang yang sama dan kedudukan yang sama, namun yang seorang mungkin merasa sedih dan yang satunya bahagia. Mengapa? Karena sikap mental yang berbeda.

“Tidak ada sesuatupun yang baik atau buruk, hanya pikiranlah yang membedakannya.” – Shakespeare.

“Kebanyakan orang dapat merasa bahagia seperti yang mereka pikirkan.” – Abraham Lincoln

Amati sepotong nasihat ini, dari penulis esai dan penerbit Elbert Hubbard. Tapi ingat, hanya mengamatinya tidak akan memberi anda manfaat apapun, kecuali anda menerapkannya. Setiap kali anda melangkah keluar pintu, tarik dagu anda ke dalam, angkat kepala tinggi-tinggi, dan penuhi paru-paru anda, hiruplah sinar mentari, sapa kawan-kawan anda dengan senyuman, masukkan semangat dalam setiap jabat tangan. Jangan takut disalah mengerti dan jangan buang waktu waktu semenit pun berpikir tentang musuh-musuh anda. Usahakan untuk tetapkan dalam pikiran anda apa yang ingin anda kerjakan, dan kemudian tanpa membelokkan arahnya, anda akan bergerak maju mencapai apa yang anda harapkan. Jaga pikiran anda agar berada pada hal-hal yang baik dan menyenangkan yang ingin anda lakukan, kemudian, tatkala hari-hari bergerak melaju, anda akan mendapatkan diri anda tanpa sadar menangkap kesempatan-kesempatan yang menunggu pemenuhan hasrat anda, persis seperti serangga koral mendapatkan unsur yang dibutuhkan dari gelombang pasang. Gambarkan dalam pikiran bahwa anda manusia yang mampu, bersungguh-sungguh dan berguna menjadi idaman anda, dan pikiran yang anda simpan itu setiap jamnya akan mengubah anda menjadi individu kelas khusus tersebut. Pikiran memang luar biasa. lestarikan sikap mental yang benar, sikap bersemangat, terus terang dan kegembiraan yang baik. Berpikir benar sama dengan mencipta. Semua hal muncul dari hasrat dan setiap doa yang tulus akan dijawab. Kita akan menjadi orang seperti itu apabila hati kita tetap. Angkat dagu anda dan angkat kepala anda tinggi-tinggi. Kita adalah penguasa kepompong.

Orang cina kuno adalah kumpulan orang yang bijaksana, bijaksana dalam cara-cara dunia dan mereka mempunyai satu pepatah yang anda dan saya harus mengguntingnya dan menempelkannya dalam topi kita. Pepatah itu adalah, “Seseorang yang tanpa wajah tersenyum tidak boleh membuka toko.”

Prinsip 3: Ingatlah bahwa nama seseorang bagi orang bersangkutan merupakan suara yang paling manis dan terpenting dalam bahasa apa pun.
Kalau anda tidak melakukan ini, anda akan menuju ke jalan kesulitan. Rata-rata orang menaruh minat kepada namanya sendiri daripada nama orang lain di bumi ini digabung jadi satu.

Franklin D. Roosevelt tahu bahwa satu cara paling sederhana, paling nyata dan paling penting dalam memperoleh kehendak yang baik adalah dengan mengingat nama-nama orang, dan membuat mereka merasa penting, namun berapa banyak dari kita yang melakukan hal ini?

Napoleon ke tiga, kaisar Prancis dan keponakan dari Napoleon yang Agung, menyombongkan bahwa disamping kesibukan tugas-tugas kerajaan, dia mampu mengingat nama setiap orang yang dijumpainya. Tekniknya? Sederhana. Kalau dia tidak mendengar nama itu dengan jelas, dia akan berkata, “Maaf sekali. Saya tidak mendengar nama anda dengan jelas.” Kemudian bila itu sebuah nama yang tidak biasa dia akan berkata, “bagaimana mengejanya?” selama percakapan berlangsung, dia bersedia bersusah-susah mengulang nama itu beberapa kali, dan berusaha mengaitkan di kepalanya dengan ciri khas, ekspresi dan penampilan umum orang itu. Kalau orang itu adalah orang penting, Napoleon bahkan akan lebih keras berusaha. Begitu Yang Mulia berada seorang diri, dia menulis nama itu di selembar kertas, memandangnya dan berkonsentrasi dia menanamkannya dalam pikiran, kemudia merobek kertas itu. Dengan cara ini, dia memperoleh kesan mata dan kesan pendengaran dari nama itu.

Kebijaksanaan dalam mengingat dan menghormati nama kawan-kawannya dan rekan-rekan bisnisnya adalah salah satu rahasia kepemimpinan Andrew Carnegie. Dia bangga akan fakta bahwa dia mampu memanggil banyak dari pekerja pabriknya dengan nama pertama mereka, dan dia menyombongkan bahwa selama dia sendiri memegang tanggung jawab, tak satu pun pemogokan pernah menganggu pabrik bajanya yang bersinar-sinar. Dia tahu bagaimana cara menangani orang, dan itulah yang membuatnya kaya. Pada awal kehidupannya, dia memperlihatkan satu bakat dalam organisasi, seorang gunius dalam hal kepemimpinan. Pada saat dia berusia sepuluh tahun, dia juga menemukan rasa penting yang mencengangkan yang diberikan orang terhadap nama mereka sendiri. Dan dia menggunakan penemuan itu untuk memenangkan kerja sama. Tatkala dia masih merupakan seorang anak lelaki yang tinggal di Skotlandia, dia menangkap seekor kelinci, ibu kelinci! Segera saja dia mendapat satu sarang penuh kelinci-kelinci kecil dan tidak mempunyai makanan untuk mereka. Dia menyampaikan pada anak-anak di tempat pemukimannya, apabila mereka mau memberi makan kelinci-kelinci itu, dia akan member nama kelinci-kelinci itu dengan nama mereka sebagai penghormatan. Rencana itu berjalan bagaikan sulap dan Andrew Carnegie tidak pernah melupakan hal itu. Bertahun-tahun kemudian, dia menghasilkan jutaan dolar dalam bisnis dengan menggunakan psikologi yang sama.

Kebanyakan orang tidak mau mengingat nama karena alasan sederhana, yaitu mereka tidak meluangkan waktu dan energy yang perlu untuk berkonsentrasi dan mengulangnya, kemudian mengingat nama-nama itu lekat dalam pikiran mereka. Mereka membuat dalih untuk diri mereka sendiri; mereka terlalu sibuk.

Ingatlah nama-nama mereka dan panggillah dengan sikap bersahabat dan anda sudah memberikan pujian yang sangat efektif. Namun apabila anda melupakannya atau salah menyebutnya, anda sudah membuat diri anda mendapat banyak kerugian.

Prinsip 4: Jadilah pendengar yang baik. Dorong orang lain untuk bicara tentang diri mereka.
Prinsip ini adalah cara mudah untuk menjadi pembicara yang baik. Untuk menjadi pembicara yang baik, kita harus menjadi pendengar yang baik dahulu.

Suatu pagi, bertahun-tahun yang lalu, seorang pelanggan yang marah bergegas masuk ke kantor Julian F. Detmer, pendiri Detmer Woolen Company, perusahaan yang selanjutnya menjadi distributor bahan wool terbesar di dunia kepada perniagaan usaha jahitan. “Lelaki ini berhutang kepada kami sejumlah uang,” Detmer menjelaskan. “Pelanggan itu menyangkal, tapi kami tahu bahwa dia bersalah. Maka, departmen kredit kami telah memaksanya untuk membayar. Setelah mendapat sejumlah surat dari departemen kredit kami, dia segera saja berkemas, berangkat ke Chicago dan menghambur masuk ke kantor saya, untuk memberi tahu langsung pada saya bahwa bukan hanya dia tidak akan membayar uang itu, bahkan dia juga tidak akan pernah membayar sedolar pun dari barang-barang Detmer Woolen Company. Saya mendengarkan dengan sabar semua yang ingin disampaikannya. Saya ingin sekali menyela, tapi saya sadar itu tidak bijaksana. Maka, saya biarkan dia berbicara sendiri. Tatkala akhirnya dia mereda dan mulai masuk dalam suasana hati yang bisa menerima, saya berkata dengan perlahan: ‘saya ingin berterima kasih karena anda sudah datang ke Chicago untuk menyampaikan pada saya tentang hal ini. Anda telah banyak membantu saya, karena kaluau department kredit kami telah membuat anda kesal, hal itu mungkin juga akan menggangu pelanggan kami yang lain dan jelas itu bisa jadi sangat buruk. Percayalah, saya malahan jauh lebih ingin mendengar hal ini daripada keinginan anda sendiri menyampaikannya.’ Itu adalah hal terakhir di dunia yang dia harapkan untuk mendengarnya dari mulut saya. Saya kira dia sedikit kecewa, karena dia telah datang ke Chicago untuk menyampaikan pada saya satu atau dua hal, namun kini saya malah berterima kasih padanya, bukannya berkelahi dengannya. Saya meyakinkannya bahwa kami akan menghapus tagihan itu dan melupakannya, karena saya tahu dia seorang lelaki yang sangat hati-hati dengan hanya satu rekening yang diurusnya, padahal para pegawai kami harus mengurus ribuan. Karena itu, dia cenderung lebih sedikit membuat kesalahan daripada kami. Saya katakana kepadanya bahwa saya sungguh mengerti bagaimana perasaanya dan bahwa, kalau saya berada dalam posisinya, saya sudah pasti juga akan bertindak persis seperti yang dilakukannya. Karena dia tidak akan membeli apapun lagi dari kami, saya memberi saran beberapa toko wool yang lain. Sebelumnya, kami sudah biasa santap sersama apabila dia datang ke Chicago, maka saya mengundangnya untuk bersantap siang dengan saya hari ini. Dia menerima dengan enggan, tapi begitu kami kembali ke kantor, dia membuat pesanan lebih besar dari yang pernah dia lakukan sebelumnya. Dia pulang dengan suasana hati yang sudah lembut dan ingin bersikap sama adilnya terhadap kami sepeti kami terhadapnya, dia melihat kembali rekening-rekeningnya, dan menemukan sesuatu yang keliru, dan mengirimkan pada kami cek-nya dengan permohonan maaf. Selanjutnya, tatkala istrinya melahirkan seorang anak lelaki, dia member nama tengah anaknya Detmer, dan dia tetap menjadi kawan dan pelanggan perusahaan kami sampai dia meninggal dua puluh dua tahun kemudian.

“Hanya sedikit manusia yang bertahan terhadap sanjungan yang tersirat dari perhatian yang penuh.” – Jack Woodford

Apa rahasia dan misteri wawancara bisnis yang berhasil? Nah, menurut presiden Harvard yang sebelumnya, Charles W. Eliot, “tidak ada misteri dalam wawancara bisnis yang berhasil, hanya satu: perhatian penuh terhadap orang yang sedang berbicara pada anda, itu sangat penting. Tidak ada hal lain yang sangat menyanjung.” Eliot sendiri adalah master dalam seni mendengarkan untuk masa lalu. Henry James, novelis besar pertama amerika, mengatakan: “yang dimaksud mendengarkan oleh Dr. Eliot, bukan sekedar mendengarkan dengan diam, melainkan suatu bentuk kegiatan. Dia duduk tegak di ujung kursinya, dengan tangan-tangan menyatu di atas pangkuan, tidak membuat gerakan apapun kecuali memutar ibujarinya dengan lebih cepat atau lebih lambat, dia memandang teman bicaranya dan tampaknya mendengarkan dengan mata dan telinganya. Dia mendengarkan dengan pikirannya, dan dengan penuh perhatian memikirkan apa yang anda katakana sementara anda mengatakannya. Pada akhir wawancara, orang yang sudah berbicara dengannya merasa bahwa dia mengerti apa yang disampaikannya.” Salah satu pendengar terbaik dalam era modern adalah Sigmund Freud. Seorang pria yang kenal dengan Freud menjelasakan sikap Freud saat mendengarkan. “Kenyataan itu sungguh mencengangkan saya, sehingga saya tidak akan pernah melupakannya. Dia mempunyai kualitas yang belum pernah saya lihat dalam diri orang lain. Tidak pernah saya melihat perhatian yang penuh konsentrasi semacam itu. Tidak ada satupun ‘tatapan menembus jiwa’ di matanya. Matanya lembut dan cerdas. Suaranya rendah dan ramah. Gerak-geriknya hanya sedikit. Namun perhatian yang diberikannya pada saya, penghargaannya terhadap apa yang saya katakan, bahkan tatkala saya mengatakannya dengan buruk, adalah luarbiasa. Anda tidak tahu apa artinya didengarkan seperti itu.

Kalau anda ingin tahu bagaimana membuat orang lain menghindari anda dan menertawakan anda di belakand anda, atau bahkan merendahkan anda, inilah resepnya: jangan pernah mendengarkan siapa pun dalam jangka waktu lama. Bicaralah tanpa putus-putusnya tentang diri anda. Kalau anda mempunyai ide tatkala orang lain sedang berbicara, jangan tunggu lagi sampai dia selesai, segera saja potong ti tengah kalimatnya. Anda kenal orang-orang seperti itu? Sayang sekali, saya kenal, dan yang mencengangkan, sebagian dari mereka adalah orang terkenal. Membosankan? Ya, begitulah mereka, orang membosankan yang mabuk dengan kepentingan diri mereka sendiri, mabuk dalam rasa penting mereka sendiri.

Orang-orang hanya berbicara tentang diri mereka, hanya berpikir tentang diri mereka sendiri. Dan “Orang-orang yang hanya berpikir tentang diri mereka sendiri,” Dr. Nicholas Murray Butley, presiden dari Universitas Columbia, berkata, “tak salah lagi, adlah orang yang tidak berpendidikan. Mereka itu bukan orang berpendidikan,” ujar Dr. Butler, “tidak peduli betapa mereka diberi pengajaran.”

Maka, bila anda ingin menjadi seorang pembicara yang baik, jadilah pendengar yang penuh perhatian. Untuk menjadi menarik, tertariklah pada orang lain. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang orang lain akan senang menjawabnya. Beri mereka semangat agar membicarakan tentang diri mereka dan hasil sukses mereka.

Ingat bahwa orang dengan siapa anda bicara adalah serats kali lebih tertarik dengan diri mereka dan keinginan-keinginan mereka, juga masalah mereka dibandingkan dengan minat mereka pada anda dan masalah anda. Sakit gigi seseorang lebih berarti baginya kelaparan di Cina yang telah membunuh sejuta orang. Rasa panas di tenggorokan seseorang lebih menari minatnya dibandingkan dengan empat puluh gempa bumi di afrika. Pikirkan hal itu lain waktu anda memulai suatu percakapan.

Prinsip 5: Bicaralah mengenai minat orang lain.
Berbicara mengenai minat orang lain adalah cara bagaimana menarik minat orang lain.

Setiap orang yang pernah menjadi tamu Theodore Roosevelt akan tercengang akan luasnya pengetahuan-pengetahuannya. Apakah tamunya itu seorang gembala sapi, politisi New York atau seorang diplomat, Roosevelt tahu apa yang harus dilakukannya. Dan bagaimana hal itu dilakukannya? Jawabannya sederhana. Pada saat Roosevelt menunggu seorang tamu, dia akan duduk pada malam sebelumnya, membaca subjek yang dia tahu merupakan minat utama tamunya. Karena Roosevelt tahu, seperti juga semua pembaca tahu, bahwa jalan penting menuju hati seseorang adalah berbicara tentang hal-hal yang paling mereka hargai.

Edwadr E. Harriman dari lembah Cumberland, Maryland, memilih untuk menetap di Cumberland yang indah di Maryland setelah dia menyelesaikan dinas militernya. Sayangnya, saat itu hanya tersedia sedikit pekerjaan di daerah itu. Dengan mengadakan sedikit penelitian, terbuka fakta bahwa sejumlah perusahaan dalam wilayah itu kalau tidak dimiliki pasti dikontrol oleh orang yang tidak konvensionil, R.J. Funkhouser, yang kebangkitannya dari kemiskinan menuju kemakmuran menggugah rasa ingin tahu Harriman. Namun, orang itu dikenal sebagai orang yang sulit ditembus, apalagi bagi para pencari kerja. Harriman menulis: “Saya mewawancarai sejumlah orang, dan menjadi tahu bahwa minat utamanya adalah pada kekuasaan dan uang. Karena dia melindungi dirinya dari orang seperti saya dengan menggunakan sekretaris yang berdedikasi dan tegas, maka saya mempelajari minat-minat sekretarisnya dan cita-citanya, dan baru pada saat itulah saya berkunjung diam-diam ke kantornya. Dia telah bekerja bersama Funkhouser selama lima belas tahun. Ketika saya sampaikan kepadanya bahwa saya mempunyai sesuatu untuk bosnya yang bisa diartikan sukses keuangan dan politik untuk bosnya, dia menjadi bergairah. Saya juga mengobrol dengannya tentang partisipasi konstruktif mengenai sukses bosnya. Setelah pembicaraan ini, dia pun mengatur agar saya bisa berjumpa dengan Tuan Funkhouser. Saya memasuki kantornya yang sangat besar dan mengesankan itu, menetapkan hati untuk tidak membicarakan pekerjaan yang saya butuhkan. Dia duduk di belakang meja besar dan langsung saja berbicara keras kepada saya, ‘Ada apa ini anak muda?’ jawab saya, ‘Mr. Funkhouser, saya yakin saya saya bisa menghasilkan uang untuk anda.’ Dia segera bangkit dan mengundang saya untuk duduk dalam salah satu kursi yang dilapisi kain. Saya menyebutkan satu per satu ide-ide saya dan kualifikasi yang saya miliki untuk merealisasi ide-ide ini, demikian juga bagaimana ide-ide tersebut bisa memberikan sukses pribadinya dan sukses bisnisnya. ‘R.J.,’ begitu dia merasa akrab dengan saya, dengan segera mempekerjakan saya, dan selama lebih dari dua puluh tahun saya sudah berkembang dalam perusahaannya, dan kami berdua telah makmur.”

Membicarakan minat orang lain memberi keuntungan pada kedua pihak. Howar Z. Herzig, seorang pemimpin dalam bidang komunikasi pegawai, selalu mengikuti prinsip ini. Ketika ditanya hal bermanfaat apa yang diperolehnya dari prinsip itu, Herzig menjawab bahwa tidak hanya dia menerima manfaat yang berbeda dari masing-masing orang, tetapi secara umum manfaat itu telah menjadi perluasan kehidupannya setiap kali dia berbicara kepada seseorang.

Prinsip 6: Buat orang lain merasa penting, dan lakukan itu dengan tulus.
Kalau kita sudah menjadi begitu rendah dengan mementingkan diri sendiri sehingga kita tidak bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan memberikan sedikit penghargaan jujur, tanpa berusaha mendapatkan sesuatu dari orang lain sebagai balasannya, kalau jiwa-jiwa kita ternyata tidak lebih besar dari apel rusak yang asam, kita akan menemui kegagalan yang memang sudah sepatutnya kita peroleh.

Ada satu hukum penting mengenai tindakan-tindakan manusia. Kalau kita mematuhi hukum itu, kita hampir tidak akan pernah mendapat kesulitan. Sebenarnya, yang tak terhitung jumlahnya, dan kebahagiaan yang konstan. Namun begitu kita melanggar hukum itu, kita akan masuh dalam kesulitan abadi. Hukum itu adalah: selalu buat orang lain merasa dirinya penting. John Dewey, seperti yang sudah kita ketahui, mengatakan bahwa hasrat menjadi penting merupakan desakan terdalam dari sifat dasar manusia, dan Willian James berkata: “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah idaman untuk dihargai.” Seperti yang sudah dijelaskan, desakan inilah yang membedakan manusia dengan binatang. Desakan inilah yang mengambil tanggung jawab dari peradaban itu sendiri.

Para filisuf selama ini telah berspekulasi tentang peraturan hubungan manusia selama ribuan tahun, dan dari semua spekulasi itu, ada satu ajaran yang penting. Ini bukan hubungan manusia selama ribuan tahun, dan dari semua spekulasi itu, ada satu ajaran yang penting. Ini bukan ajaran baru. Dia sama tuanya dengan sejarah. Zoroaster mengajarkan hal itu kepada para pengikutnya di Persia, dua ribu lima ratus tahun yang lalu. Konfusius member ceramah hal ini di China, dua puluh empat abad yang lalu. Lao-Tse, pendiri Taoisme, mengajarkannya kepada para pengikutnya di Lembah Han. Buddha mengajarkannya di tepi sungai suci Gangga, lima ratus tahun sebelum Masehi. Kitab suci Hindi mengajarkannya di antara bukit-bukit batu Judea, Sembilan belas abad yang lalu. Yesus Kristus menrangkumnya dalam sebua pikiran, dan mungkin merupakan aturan paling penting di dunia: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”

Anda ingin memperoleh persetujuan dari mereka yang berhubungan dengan anda. Anda menginginkan pengakuan atas nilai anda yang sesungguhnya. Anda ingin mendapatkan perasaan bahwa anda penting dalam dunia yang anda yang kecil. Anda tidak ingin mendengar sanjungan murah yang tidak tulus, tetapi anda haus akan penghargaan yang tulus. Anda ingin kawan-kawan dan rekan anda menjadi, seperti yang diungkapkan Charles Schwab, “tulus dalam penerimaan dan murah hati dalam member penghargaan.” Kita semua menginginkan itu.

Maka, mari kita patuhi aturan emas di atas, dan berikan kepada orang lain apa yang kita harapkan kita diberikan pada kita. Bagaimana? Kapan? Di mana? Jawabannya: Setiap waktu, dimana saja.

Anda tidak perlu menunggun sampai anda menjadi duta besar Prancis, atau pimpinan komite Clambake, sebelum anda menggunakan filsafat penghargaan ini. Anda bisa memperoleh keajaiban dengan menggunakan cara ini, hampir setiap hari. Misalnya, kalau pelayan membawakan kita kentang pure, padahal kita memesan kentang goring, mari kita berkata, “Maaf telah merepotkan anda, tapi saya lebih suka kentang goring.” Dia mungkin akan menjawab, “Tidak apa-apa” dan akan dengan senang hati mengganti kentang itu, karena kita telah menunjukkan respek padanya.

Ungkapak kecil seperti “Maaf telah mengganggu anda”, “maukah anda berbaik hati untuk . . .?”, “Maukah anda?”, apakah anda tidak keberatan?”, “Terima kasih”. Sedikit kesopanan seperti ini meminyaki roda gigi kegiatan sehari-hari yang monoton dari kehidupan kita, semua itu merupakan tanda dari asuhan yang baik.

Kebenaran yang sebenarnya adalah bahwa hampir semua orang yang anda jumpai, merasa diri mereka lebih tinggi dari anda dalam beberapa hal dan satu cara pasti untuk menuju hati mereka adalah membiarkan mereka menyadari dalam suatu cara halus bahwa anda sadar akan rasa penting mereka, dan menerimanya dengan tulus. Ingat apa yang diucapkan Emerson: “Setiap orang yang saya jumpai adalah lebih baik dari saya dalam beberapa hal. Dalam hal tersebutlah, saya belajar darinya.” Dan bagian yang menyedihkan dari hal ini adalah, sering kali mereka yang paling tidak berhak merasa berprestasi, mendukung keakuan mereka dengan pertunjukkan keributan dan kesombongan yang benar-benar memuakkan.

Mari kita lihat suatu kisah: Donald M McMahon, yang merupakan pengawas dari Lewis dan Valentine, pekerja kebun bibit dan arsitek pertamanan di Rye, New York, menceritakan insiden ini: “Tidak berapa lama setelah saya hadir dalam ceramah ‘Bagaimana Mendapatkan Kawan dan mempengaruhi Orang Lain,’ saya merancang taman di rumah tempat tinggal seorang hakim terkenal. Pemilik rumah itu keluar untuk member saya beberapa instruksi dimana seharusnya ditanam serumpun rhododenedron dan azalea yang berbunga indah. Saya bilang, ‘Tuan Hakim, anda mempunyai hobi yang sungguh menyenangkan. Saya mengagumi anjing-anjing anda yang bagus, yang memenangkan hadiah setiap tahun di Madison Square garden.’ Pengaruh ekspresi kecil pujian ini sungguh mengagumkan. ‘Ya,’ jawab hakim itu, ‘Saya melewatkan waktu-waktu yang sangat menyenangkan bersama anjing-anjing saya. Anda ingin lihat kandang anjing saya?’ anda tahu, dia menghabiskan waktu hampir sejam memperlihatkan pada saya anjing-anjing dan piala yang mereka menangkan. Dia bahkan menceritakan asau-usul anjing-anjing itu dan menjelaskan tentang garis keturunan yang menjadikan mereka begitu cantik dan cerdik seperti itu. Akhirnya dia memandang saya dan bertanya: ‘anda punya anak kecil?’, ‘Ya,’ jawab saya, ‘saya mempunyai seorang anak lelaki’, ‘nah, apakah dia sukaanak anjing?’ hakim itu bertanya lagi. ‘oh, ya, suka sekali.’ ‘Baik, saya akan memberinya satu,’ hakim itu menambahkan. Lalu dia mulai menjelaskan pada saya bagaimana cara memberi makan anak anjing. Tapi kemudian dia berhenti sebentar. ‘Anda akan cepat melupakannya kalau saya harus sampaikan dengan lisan. Sebaiknya saya menulisnya.’ Maka, hakim itu masuk ke dalam rumah, mengetik instruksi asal usul anak anjing itu dan cara member makanannya, lalu menyerahkan pada saya seekor anak anjing bernilai beberapa ratus dolar, dan satu jam lima belas menit waktunya yang berharga, semua ini adalah sebagian besar karena saya telah mengekspresikan rasa kagum saya dengan jujur pada hobi dan keberhasilannya.”


“Bicaralah pada orang lain tentang diri mereka, dan mereka akan mampu mendengarkan selama berjam-jam” – Disraeli, salah satu orang paling cerdas yang pernah memerintah Kekaisaran Inggris.

No comments: