Prinsip-prinsip
dalam artikel ini saya ringkas dari buku How to win Friends and Influence
People. Yeah, mungkin beberapa dari anda pernah membaca buku ini. Buku ini
pertama kali diterbitkan pada tahun 1937 dalam satu edisi yang hanya berjumlah
lima ribu eksemplar. Disamping buku Think
and Grow Rich karya Napoleon Hill dan The
power of Positive Thinking karya Norman Vincent Peale, buku How to Win
Friends and Inflence People adalah buku yang wajib dibaca oleh orang-orang yang
ingin mencapai sukses plus kebahagiaan dalam hidupnya dan buku-buku tersebut
sangat tenar pada awal abad ke-20 hingga sekarang karena telah menunjukkan
jalan yang praktis dan efektif bagi banyak orang yang telah membacanya. Buku
yang ditulis oleh Dale Carnagie ini telah diterjemahkan kedalam 37 bahasa dan
telah terjual sebanyak 15 juta eksemplar di seluruh bumi ini. Jadi, sudah tidak
ada keraguan lagi bahwa buku ini adalah buku yang sangat bagus. Kemudian, manfaat apa yang ditawarkan oleh buku ini?
- Mengeluarkan anda dari kebiasaan mental yang buruk, memberi anda gagasan baru, visi baru dan ambisi baru.
- Membuat anda mudah dan cepat berkawan.
- Memikat orang lain mengikuti cara berpikir anda.
- Meningkatkan pengaruh, prestise, kemampuan anda untuk menyelesaikan segala sesuatu.
- Memungkinkan anda memperoleh klien dan pelanggan baru.
- Meningkatkan kemampuan anda dalam memperoleh penghasilan yang lebih besar.
- Menjadikan anda wiraniaga, manager atau eksekutif yang lebih baik.
- Menjadikan anda pembicara yang lebih baik dan lebih menyenangkan.
- Membangkitkan antusiasme di antara rekan usaha.
Oke, cukup
perkenalan dengan bukunya, mari kita mulai. Apakah anda merasa bahwa anda tidak
pandai berkawan, tidak pandai berbicara, sering gugup menghadapi orang dan
tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup? well, anda berada di tempat yang
tepat, keep reading.
Seperti
yang kita tahu, tuntutan zaman kini semakin ekstrim, persaingan semakin ketat,
bagi yang tidak memiliki kemampuan untuk survive, well mereka akan tersisih.
Jika anda ingin menghindari hal itu, mungkin artikel saya ini dapat membantu
anda, bagi anda para marketing, prinsip-prinsip ini dapat membantu anda
mendapatkan klien dan pelanggan baru, bagi anda para almost-broken-home-family,
prinsip-prinsip ini bisa memulihkan hubungan keluarga anda, bagi anda para pemalu,
prinsip-prinsip ini dapat membuat anda lebih percaya diri dan bagi yang
lainnya, saya yakin anda dapat memperoleh manfaat dari prinsip-prinsip ini.
Prinsip
apa sajakah itu? Well, buku ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama
mengajarkan tentang Teknik-Teknik Dasar Menangani Dalam Manusia, bagian kedua
mengajarkan tentang Enam Cara Untuk Membuat Orang Lain Menyukai Anda, then bagian
ketiga mengajarkan tentang Bagaimana Memikat Orang Lain Mengikuti Cara
Berpikir Anda dan bagian terakhir dari buku ini mengajarkan tentang Bagaimana
Mengubah Orang Lain Tanpa Menyinggung atau Membangkitkan Kemarahan.
Disini, posting kali ini saya akan membahas bagian pertama dahulu. Tiap bagian
akan saya bahas dalam posting yang berbeda yang dapat ditemukan dalam blog ini.
Bagian Satu : Teknik-Teknik Dasar Dalam
Menangani Manusia
Inti
dari bagian pertama buku ini adalah mengajarkan anda cara bagaimana agar tidak
berposisi sebagai lawan bagi orang lain, namun sebaliknya yaitu kawan.
Prinsip 1 : Jangan mengkritik, mencerca atau
mengeluh.
Kritik
adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang dalam posisi defensif dan
biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya. Dengam Mengkritik,
kita tidak membuat perubahan yang langgeng dan seringkali malah menimbulkan rasa
benci. Rasa benci yang ditimbulkan oleh kritik dapat menurunkan semangat.
Kritik
yang pedas hampir selalu berakhir dengan sia-sia. Banyak peristiwa sejarah yang
telah membuktikannya. Sebagai contoh, kita ambil pertengkaran antara Theodore
Roosevelt dan Presiden Taft, pertikaian yang memecahkan partai Republik, yang
menempatkan Woodrow Wilson di Gedung Putih dan tercatat jelas sepanjang masa
Perang Dunia Pertama yang merubah arus sejarah. Mari kita lihat faktanya.
Ketika Theodore Roosevelt melangkah keluar dari Gedung Putih tahun 1908, dia
mendukung Taft, yang terpilih sebagai Presiden. Kemudian Theodore Roosevelt
berangkat ke Afrika untuk berburu singa. Ketika dia pulang, dia meledak. Dia
mengkritik Taft untuk sikap konservatifnya, berusaha sendiri untuk mengamankan
nominasi untuk masa pencalonan presiden yang ketiga kalinya, membentuk partai
Bull Moose dan semua hal lainnya kecuali menghapuskan G.O.P. dalam pemilihan
selanjutnya, William Howard Taft dan partai Republik hanya menang di dua negara
bagian, Vermont dan Utah. Kekalahan paling besar yang pernah terjadi pada
partai itu. Theodore
Roosevelt menyalahkan Taft, tapi apakah presiden Taft menyalahkan dirinya
sendiri? Tentu saja tidak. Dengan berlinang air mata, Taft berkata:”Saya tidak
melihat kemungkinan lain yang bisa saya lakukan.”
Siapa
yang harus disalahkan? Roosevelt atau Taft? Honestly, Saya tidak tahu. Hal pentingnya
adalah kritik Theodore Roosevelt tidak membuat Taft mengakui dia salah . kritik
ini hanya membuat Taft mempertahankan diri dan dengan berlinang air mata, Taft
berkata:”Saya tidak melihat kemungkinan lain yang bisa saya lakukan.”
Sifat
manusia, kita yang bersalah menyalahkan orang lain selain diri kita sendiri.
Manusia adalah makhluk yang penuh dengan prasangka dan dimotivasi oleh rasa
bangga dan sombong.
“Jangan
mengkritik mereka, mereka hanya bertindak dengan cara yang sama seperti yang
akan kita lakukan kalau kita berada dalam situasi yang sama, jangan menghakimi,
maka anda pun tidak dihakimi” – Abraham Lincoln
“Tuhan
sendiri tidak menghakimi orang hingga tiba pada akhir hari-harinya, so why
should we?” – Dr. Jhonson.
Prinsip 2: Berikan Penghargaan yang jujur
dan tulus.
Satu-satunya
cara yang bisa menggerakkan orang lain melakukan apapun adalah dengan memberi
mereka apa yang mereka inginkan (membuat mereka ingin melakukannya). Apa yang
orang-orang inginkan? Beberapa hal yang paling diinginkan oleh manusia adalah
termasuk:
1. Kesehatan dan pemeliharaan
kehidupan
2. Makanan
3. Tidur
4. Uang atau barang-barang yang
dapat dibeli dengan uang.
5. Kehidupan di alam baka
6. Kepuasan seksual
7. Kesejahteraan anak-anak kita
8. Kebanggan sebagai orang penting.
Hampir
semua keinginan ini dapat dipuaskan, semuanya kecuali satu, yaitu kebanggan
sebagai orang penting. Freud menyebutnya “hasrat menjadi besar”, Dewey menyebutnya
“hasrat menjadi penting”, adapun willian James berkata: “Prinsip paling dalam
pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Ia tidak menyebutnya
sebagai satu “harapan” atau “hasrat” atau “dambaan” untuk dihargai. Dia
mengatakan “kebutuhan” untuk dihargai. Mengapa? Karena desakan yang paling
dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk menjadi penting/besar.
Hasrat
untuk menjadi penting adalah salah satu perbedaan nyata antara manusia dengan
binatang. Sebagai contoh: tatkala Dale Carnegie masih sebagai anak petani di
Missouri, ayahnya memelihara babi Duroc-Jersey yang baik dan turunan ternak
bermuka-putih. Mereka biasa memamerkan babi-babi dan ternak bermuka-putih
mereka pada perayaan-perayaan kampung dan pameran-pameran ternak diseluruh
Middle West. Mereka memenangkan hadiah pertama. Ayah Dale Carnegie memasang
pita birunya pada sehelai muslin putih, dan tatkala kawan-kawan atau para
pengunjung berdatangan ke rumah, dia akan mengeluarkan helai kain muslin intu.
Ayahnya akan memegang satu ujungnya dan Dale akan memegang ujung yang lainnya
manakala dia memamerkan pita-pita biru itu.
Babi-babi
itu tidak peduli tentang pita yang mereka menangkan. Tapi Ayahnya peduli.
Hadiah-hadiah ini memberikannya satu rasa penting.
Cara
bagaimana anda memperoleh perasaan penting menentukan karakter anda. Satu hal
yang paling diabaikan dari keberadaan kita di dunia ini adalah penghargaan. Manusia
bisa benar-benar menjadi gila ketika mereka merasa diabaikan dalam dunia nyata
(tidak mendapatkan rasa penting/penghargaan). Kalau demikian, bayangkan
keajaiban apa yang dapat diperoleh dengan memberikan pada mereka penghargaan
yang jujur dan tulus. Penghargaan dapat membuat seseorang merasa dirinya
penting.
Penghargaan
yang tulus dan jujur merupakan salah satu rahasia sukses dan mampu mengubah
hidup seseorang. Penghargaan yang jujur dan tulus membawa hasil sedangkan
kritik dan cemoohan gagal mendapatkannya.
Sifat
manusia, mereka lapar akan penghargaan. Mereka berhasrat untuk menjadi penting dan
besar dan dihargai.
“Saya
menganggap kemampuan saya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain adalah
aset paling besar yang saya miliki dan cara saya mengembangkan hal terbaik
dalam diri seseorang adalah dengan menghargai dan mendorong semangatnya.” –
Charlse Schwab
“Setiap
orang yang saya jumpai adalah lebih baik dari saya dalam hal tertentu. Dengan
cara itu, saya belajar tentang dirinya.” – Emerson
Tips:
carilah hal baik dalam diri mereka yang tidak dimiliki oleh orang lain dan
pujilah hal itu. Katakan anda mengaguminya.
Prinsip 3: Bangkitkan minat dalam diri
prang lain.
Setiap
tindakan yang pernah kita lakukan sejak hari kelahiran, dilakukan karena kita
menginginkan sesuatu. Andrew Carnegie, seorang anak Skotlandia yang sangat
miskin yang memulai bekerja dengan upah dua sen per jam dan akhirnya
menyumbangkan $365 juta, belajar lebih dini tentang kehidupan bahwa satu-satunya
cara untuk mempengaruhi orang lain adalah berbicara tentang apa yang mereka
inginkan dan menunjukkan kepada mereka bagaimana memperolehnya. Harry A.
overstreer dalam bukunya yang memberi penerangan Influencing Human Behaviour
berkata: “Tindakan keluar dari apa yang secara mendasar kita harapkan … dan
nasihat terbaik yang bisa diberikan kepada para calon-pembujuk, baik dalam
bisnis, di rumah, di sekolah, dalam politik adalah: bangkitkan hasrat orang
lain. Dia yang bisa melakukan hal ini memiliki seluruh dunia bersamanya. Dia
yang tidak bisa, akan berjalan di jalan yang sempit.”
“Kalau
ada rahasia mengenai sukses, itu adalah kemampuan utuk melihat segala
sesuatunya dari sudut pandang orang lain dan juga dari sudut pandang anda
sendiri.” – Henry Ford
Ribuan
penjual memenuhi jalan-jalan saat ini, mereka lelah, putus asa dan dibayar
murah. Mengapa? Karena mereka hanya selalu berpikir tentang apa yang mereka
inginkan. Mereka tidak menyadari bahwa anda dan saya tidak ingin membeli
apapun. Kalau kita ingin, kita akan pergi keluar dan membelinya. Namun kita
berdua sudah pasti berminat untuk memecahkan masalah-masalah kita. Dan kalau
para penjual itu menunjukkan kepada kita bagaimana pelayanan mereka atau barang
mereka akan membantu kita memecahkan persoalan, mereka tidak akan perlu menjual
kepada kita. Kita yang akan membeli. Dan para pelanggan akan senang memperoleh
rasa bahwa mereka dibeli, bukan dijual.
Namun,
banyak penjual menghabiskan waktu menjual tanpa melihat segalanya dari sudut
pandang si pelanggan. Misalnya, seperti yang diceritakan oleh Dale Carnegie
sendiri : “Selama bertahun-tahun saya tinggal di Forest Hills, masyarakat kecil
dari perumahan pribadi di pusat Ney York. Suatu hati tatkala saya bergegas
menuju stasiun, saya kebetulan bertemu dengan seorang operator real-estate yang
telah membeli dan menjual properti dalam area itu selama bertahun-tahun. Dia
tahu baik mengenai Forest Hills, maka saya segera menanyakan kepadanya apakah
rumah plesteran saya dibangun dengan bilah metal atau ubin berongga. Dia bilang
dia tidak tahu, dan dia menyampaikan apa yang sudah saya ketahui, bahwa saya
bisa mendapatkan informasi itu dengan menelpon Forest Hills Garden association.
Esok paginya, saya menerima surat darinya. Apakah dia memberikan informasi yang
saya inginkan? Sebenarnya dia bisa saja memberinya dalam waktu enam puluh detik
melalui telepon. Tapi dia tidak melakukannya. Dia menyampaikan kepada saya lagi
bahwa saya bisa mendapatkannya dengan menelpon, kemudian dia malah minta
menangani asuransi saya. Dia tidak berminat membantu saya. Dia hanya berminat
untuk menolong dirinya sendiri.”
J.
Howard Lucar dari Birmingham, Alabama, menceritakan bagaimana dua orang penjual
dari perusahaan yang sama menangani situasi dengan tipe yang sama. Dia
melaporkan: “Beberapa tahun lalu saya berada dalam tim manajemen sebuah
perusahaan kecil. Kantor pusat dekat kami adalah kantor distrik dari sebuah perusahaan
asuransi besar. Para agen mereka ditugaskan berdasarkan wilayah, dan dua orang
agen yang disini saya sebut Carl dan John ditugaskan ke kantor kami. Suatu
pagi, Carl sampai di kantor kami dan dengan santai ia menyinggung bahwa
perusahaannya baru saja memperkenalkan satu asuransi jiwa baru bagi para
eksekutif, dan dia pikir mungkin kami berminat nantinya, maka dia akan kembali
menemui kami kalau ada informasi tentang hal itu. Pada hari yang sama, John
melihat kami di pinggir jalan, ketika dia hendak kembali dari café, dan dia
berseru: ‘Hei Luke, tunggu, saya ada berita baik untuk kalian semua.’ Dia
bergegas menghampiri kami dan dengan bersemangat menyampaikan tentang asuransi
jiwa untuk eksekutif, yang telah diperkenalkan perusahaannya hari itu (Asuransi
yang sama yang sudah disinggung oleh Carl dengan santai). Dia ingin kami
memperoleh satu yang dikeluarkan. Dia memberi kami beberapa fakta penting
tentang ulasannya dan mengakhirinya dengan mengatakan, ‘Polisnya masih baru
sekali, saya akan meminta seseorang dari kantor kami untuk datang besok dan
menjelaskannya. Sekarang, untuk sementara waktu, mari kita menandatangani
surat permohonannya dan sambil jalan bisa memperoleh lebih banyak informasi
untuk diselesaikan.’ Antusiasmenya mebangkitkan dalam diri kami minat terhadap
asuransi ini, meskipun kami belum mendapatkan rinciannya. Tatkala semuanya
disiapkan untuk kami, penjelasan itu menguatkan tentang penjelasan awal John
akan polis itu, dan dia tidak hanya menjual polis kepada kami semua tetapi
belakangan menggandakan cakupan kami. Carl sebenarnya bisa saja mengadakan
penjualan itu, namun dia tidak berusaha keras dalam membangkitkan minat kami
untuk membeli polis itu.”
Melihat
dari sudut pandang orang lain dan membangkitkan dalam diri rasa ingin memperoleh
sesuatu tidak boleh dianggap sebagai memanipulasi orang itu sehingga dia akan
mengerjakan sesuatu yang hanya berguna bagi anda dan menyebabkan kerugiannya.
Ekspresi
diri adalah kebutuhan dominan dari sifat dasar manusia.
“Orang
yang bisa meletakkan diri pada tempat orang lain, yang bisa mengerti cara
berpikir mereka, tidak perlu khawatir tentang masa depannya.” – Owen D. Young
Tips:
Sebelum anda berbicara dan membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu,
berhentilah sebentar dan tanyakan kepada diri anda: “bagaimana saya bisa
membuat orang ini melakukannya? Apa yang diinginkannya? Bagaimana saya bisa
mengaitkan apa yang saya inginkan dengan apa yang dia inginkan?” Usahakan untuk
membicarakan tentang apa yang mereka inginkan atau sukai.
1 comment:
Saya harap buku seperti ini lebih digemari dibanding novel-novel lokal yang umumnya bertema... ya tau sendiri lah
Saya sangat terinspirasi dari buku ini, pos pertama saya di https://olahpikiran.home.blog/ juga ngambil dari buku ini.
Post a Comment