Bagian 2: Enam Cara Untuk Membuat Orang
Lain Menyukai Anda
Prinsip 1: “Bersungguh-sungguhlah menaruh
minat pada orang lain”
Lakukan
ini dan anda akan disambut hangat di mana saja. Kita bisa mendapat lebih banyak
kawan dalam waktu 2 bulan dengan cara menjadi tertarik pada orang lain
dibandingkan dua tahun dengan cara mengusahakan orang lain tertarik pada kita.
Kalau kita cuma berusaha memberi kesan kepada orang lain dan berusaha
menjadikan orang lain tertarik kepada kita, kita tidak akan pernah mempunyai
banyak kawan yang sejati dan tulus. Kawan, kawan sejati tidak dihasilkan dengan
cara itu.
“Individual
yang tidak tertarik pada kawan-kawannyalah yang memiliki kesulitan terbesar
kepada orang lain. Dari antara para individu tersebutlah semua kegagalan
manusia timbul” – Alfred Adler
Dengan
memiliki minat yang pasti terhadap orang lain, kita menciptakan kehidupan baru
bagi dirikita sendiri. Kita tertarik pada orang lain tatkala mereka tertarik
pada kita. Then how? Well, Salah satu caranya adalah menyapa orang dengan
antusias dan semangat. Minat yang tulus pada orang lain adalah kualitas paling
penting untuk dimiliki oleh seorang penjual, untuk siapa pun, untuk masalah itu.
Mari kita ambil satu contoh kejadian yang melibatkan prinsip ini.
Berikut
salah satu pengalaman Dale Carnegie, seperti yang ia tuliskan: “Saya melewatkan
suatu malam di kamar ganti Howard Thurston, saat terakhir kali dia muncul di
Broadway, Thurtson dikenal sebagai ketua para ahli sulap. Selama empat puluh
tahun ia telah berkeliling di seliruh dunia, menciptakan ilusi-ilusi, menyihir
para penonton, dan membuat orang tercengang. Lebih dari 60 juta orang telah
membayar untuk menonton pertunjukannya dan dia telah mengantungi keuntungan $2
juta. Saya tanyakan kepada Thurston tentang rahasia suksesnya. Pendidikan
formalnya sudah pasti tidak ada hubungannya dengan ini, karena dia telah
melarikan diri dari rumah ketika masih merupakan seorang anak lelaki kecil,
untuk menjadi gelandangan , naik gerbong barang, tidur di tumpukan jerami,
mengemis makanan dari pintu ke pintu, dan belajar membaca dengan cara memandang
keluar gerbong barang, memandangi tanda-tanda di sepanjang jalan. Apakah ia
mempunyai pengethuan luar biasa tentang sulap? Tidak, dia ceritakan kepada saya
bahwa ratusan buku sudah ditulis tentang permainan sulap, dan hampir semua
orang sudah tahu apa yang ia kerjakan. Tapi dia mempunyai dua hal yang orang
lain tidak punya. Pertama, dia mempunyai kemampuan untuk
menampilkan kepribadiannya
di depan lampu sorot. Dia adalah seorang penghibur ulung. Dia dikenal akan
sifat dasar manusia. Segala yang dilakukannya, setiap gerakan, setiap intonasi
suaranya, setiap saat alisnya terangkat, telah dipraktekkannya dengan seksama
sebelumnya, dan aksi panggungnya dihitung dalam pecahan detik. Tapi, sebagai
tambahan dari kemampuannya itu, banyak para tukang sulap akan melihat kepada
penonton dan berkata kepada dirimereka sendiri, ‘Nah, ada sekelompok orang
besar yang mudah ditipu disana, sekelompok orang dusun, saya akan membodohi
mereka.’ Tapi metode Thurston sama sekali berbeda. Dia katakana kepada saya
bahwa setiap kali dia naik panggung dia akan berkata kepada pada dirinya: ‘saya
sangat bersyukur karena orang-orang ini datang kepada saya. Merekalah yang
memungkinkan saya mencari uang dengan cara yang saya sukai. Saya akan member
mereka pertunjukkan terbaik yang mampu saya lakukan.’ Dia mengakui bahwa dia
tidak pernah menginjakkan kaki di depan lampu sorot, tanpa lebih dahulu berkata
kepada dirinya berulang-ulang: ‘Saya mencintai penonton saya. Saya mencintai
penonton saya.’ Menggelikan? Tidak masuk akal? Anda berhak untuk berpikir apa
pun yang anda sukai. Saya sekedar menyampaikannya kepada anda tanpa komentar,
persis seperti resep yang digunakan salah satu tukang sulap yang paling
terkenal sepanjang masa.”
Kemudian,
selain dengan cara menyapa orang lain dengan tulus dan antusias, bagaimana
caranya untuk menaruh minat kita pada orang lain? Well, begini beberapa cara
lainnya:
- Katakan
berulang-ulang pada diri kita sebelum menghadapi orang lain, “saya mencintai
mereka. Saya mencintai teman-teman saya. Saya mencintai keluarga saya.” Seperti
yang dilakukan oleh Howard Thurston.
- Berikan
perhatian yang tulus, bahkan terhadap orang-orang yang tampaknya tidak penting.
Misalnya berbicara dengan mereka. Ingat, manusia berhasrat untuk menjadi
penting.
-
Kagumi mereka dengan tulus, kagumi hal-hal yang mereka miliki tetapi tidak
dimiliki oleh orang lain. Semua senang sekali bila dikagumi. Cara ini juga akan
memberikan mereka rasa penting.
-
Biarkan diri kita melakukan sesuatu untuk orang lain, hal-hal yang memerlukan
waktu, energy, rasa tidak mementingkan diri dan pemikiran.
-
Mengingat tanggal lahir mereka dan berikan ucapan untuk hari ulang tahun mereka
itu.
Sifat
manusia, mereka hanya tertarik pada diri mereka sendiri. Semua orang senang
sekali bila ada orang lain yang mengaguminya.
Prinsip 2: Tersenyumlah
Ini
adalah cara sederhana untuk membuat kesan pertama yang baik. Charles Schwab,
daya tariknya, kemampuannya membuat orang lain menyukainya, hampir semuanya
menjadi penyebab dari suksesnya yang luar biasa dan salah satu factor yang
sangat menyenangkan dalam kepribadiannya adalah senyumnya yang memikat.
Perbuatan berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan seulas senyuman mempunyai
makna, “Saya suka anda. Anda membuat saya bahagia. Saya senang bertemu dengan
anda.” Karena itulah anjing membuat kesan semacam itu. Mereka begitu senang
berjumpa dengan kita sehingga sewajarnya kita pun jadi senang berjumpa dengan
mereka.
Tersenyumlah |
“Orang
yang tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar dan menjual dengan efektif
dan membesarkan anak-anak yang lebih bahagia. Ada jauh lebih banyak informasi
tentang senyuman daripada sebuah kerut di kening. Karena senyum itulah yang
mendorong semangat, alat pengajaran yang jauh lebih efektif daripada hukuman.”
– Profesor James V. McConnel, seorang psikolog di Universitas Michigan.
Anda
harus senang ketika berjumpa dengan orang-orang, kalau anda mengharapkan mereka
untuk senang bertemu dengan anda. Orang jarang berhasil dalam hal apapun
kecuali mereka mendapat kesenangan dalam mengerjakannya.
Anda
tidak ingin tersenyum? Mengapa? Ada dua hal yang harus anda lakukan. Pertama,
paksa diri anda untuk tersenyum. Kalau anda seorang diri, paksa diri anda untuk
bersiul atau mendendangkan sebuah lagu. Bersikaplah seolah-olah anda sudah
bahagia. Berikut ini cara yang dipaparkan oleh psikolog dan filusuf William
James:
“Tindakan
tampaknya mengikuti perasaan, padahal sebenarnya tindakan dan perasaan berjalan
bersama dan dengan mengatur tindakan, yang berada dibawah control langsung dari
kehendak, kita bisa secara tidak langsung mengatur perasaan kita, yang tidak
kita kendalikan langsung. Jadi, jalan menuju kebahagiaan, kalau kegembiraan
kita hilang, adalah duduk dengan riang, lalu bertindak dan berbicara
seolah-olah anda memang bahagia . . .”
Semua
orang di dunia ini mencari kebahagiaan dan ada satu cara yang pasti untuk
melakukannya. Yaitu dengan mengendalikan pikiran-pikiran kita. Kebahagiaan
tidak tergantung pada kondisi-kondisi dari luar. Kebahagiaan tergantung pada
kondisi-kondisi dari dalam. Bukan dari apa yang anda miliki atau siapa anda
atau di mana anda atau apa yang sedang anda lakukan yang membuat anda bahagia
atau tidak bahagia. Melainkan apa yang anda pikirkan tentang bahagia itu.
Misalnya, dua orang mungkin berada di tempat yang sama, mengerjakan hal yang
sama, keduanya mungkin mempunyai sejumlah uang yang sama dan kedudukan yang
sama, namun yang seorang mungkin merasa sedih dan yang satunya bahagia. Mengapa?
Karena sikap mental yang berbeda.
“Tidak
ada sesuatupun yang baik atau buruk, hanya pikiranlah yang membedakannya.” –
Shakespeare.
“Kebanyakan
orang dapat merasa bahagia seperti yang mereka pikirkan.” – Abraham Lincoln
Amati
sepotong nasihat ini, dari penulis esai dan penerbit Elbert Hubbard. Tapi
ingat, hanya mengamatinya tidak akan memberi anda manfaat apapun, kecuali anda
menerapkannya. Setiap kali anda melangkah keluar pintu, tarik dagu anda ke
dalam, angkat kepala tinggi-tinggi, dan penuhi paru-paru anda, hiruplah sinar
mentari, sapa kawan-kawan anda dengan senyuman, masukkan semangat dalam setiap
jabat tangan. Jangan takut disalah mengerti dan jangan buang waktu waktu
semenit pun berpikir tentang musuh-musuh anda. Usahakan untuk tetapkan dalam pikiran
anda apa yang ingin anda kerjakan, dan kemudian tanpa membelokkan arahnya, anda
akan bergerak maju mencapai apa yang anda harapkan. Jaga pikiran anda agar
berada pada hal-hal yang baik dan menyenangkan yang ingin anda lakukan,
kemudian, tatkala hari-hari bergerak melaju, anda akan mendapatkan diri anda
tanpa sadar menangkap kesempatan-kesempatan yang menunggu pemenuhan hasrat
anda, persis seperti serangga koral mendapatkan unsur yang dibutuhkan dari
gelombang pasang. Gambarkan dalam pikiran bahwa anda manusia yang mampu,
bersungguh-sungguh dan berguna menjadi idaman anda, dan pikiran yang anda
simpan itu setiap jamnya akan mengubah anda menjadi individu kelas khusus
tersebut. Pikiran memang luar biasa. lestarikan sikap mental yang benar, sikap
bersemangat, terus terang dan kegembiraan yang baik. Berpikir benar sama dengan
mencipta. Semua hal muncul dari hasrat dan setiap doa yang tulus akan dijawab.
Kita akan menjadi orang seperti itu apabila hati kita tetap. Angkat dagu anda
dan angkat kepala anda tinggi-tinggi. Kita adalah penguasa kepompong.
Orang
cina kuno adalah kumpulan orang yang bijaksana, bijaksana dalam cara-cara dunia
dan mereka mempunyai satu pepatah yang anda dan saya harus mengguntingnya dan
menempelkannya dalam topi kita. Pepatah itu adalah, “Seseorang yang tanpa wajah
tersenyum tidak boleh membuka toko.”
Prinsip 3: Ingatlah bahwa nama seseorang
bagi orang bersangkutan merupakan suara yang paling manis dan terpenting dalam
bahasa apa pun.
Kalau
anda tidak melakukan ini, anda akan menuju ke jalan kesulitan. Rata-rata orang
menaruh minat kepada namanya sendiri daripada nama orang lain di bumi ini
digabung jadi satu.
Franklin
D. Roosevelt tahu bahwa satu cara paling sederhana, paling nyata dan paling
penting dalam memperoleh kehendak yang baik adalah dengan mengingat nama-nama
orang, dan membuat mereka merasa penting, namun berapa banyak dari kita yang
melakukan hal ini?
Napoleon
ke tiga, kaisar Prancis dan keponakan dari Napoleon yang Agung, menyombongkan
bahwa disamping kesibukan tugas-tugas kerajaan, dia mampu mengingat nama setiap
orang yang dijumpainya. Tekniknya? Sederhana. Kalau dia tidak mendengar nama
itu dengan jelas, dia akan berkata, “Maaf sekali. Saya tidak mendengar nama
anda dengan jelas.” Kemudian bila itu sebuah nama yang tidak biasa dia akan
berkata, “bagaimana mengejanya?” selama percakapan berlangsung, dia bersedia
bersusah-susah mengulang nama itu beberapa kali, dan berusaha mengaitkan di
kepalanya dengan ciri khas, ekspresi dan penampilan umum orang itu. Kalau orang
itu adalah orang penting, Napoleon bahkan akan lebih keras berusaha. Begitu
Yang Mulia berada seorang diri, dia menulis nama itu di selembar kertas,
memandangnya dan berkonsentrasi dia menanamkannya dalam pikiran, kemudia
merobek kertas itu. Dengan cara ini, dia memperoleh kesan mata dan kesan
pendengaran dari nama itu.
Kebijaksanaan
dalam mengingat dan menghormati nama kawan-kawannya dan rekan-rekan bisnisnya
adalah salah satu rahasia kepemimpinan Andrew Carnegie. Dia bangga akan fakta
bahwa dia mampu memanggil banyak dari pekerja pabriknya dengan nama pertama
mereka, dan dia menyombongkan bahwa selama dia sendiri memegang tanggung jawab,
tak satu pun pemogokan pernah menganggu pabrik bajanya yang bersinar-sinar. Dia
tahu bagaimana cara menangani orang, dan itulah yang membuatnya kaya. Pada awal
kehidupannya, dia memperlihatkan satu bakat dalam organisasi, seorang gunius
dalam hal kepemimpinan. Pada saat dia berusia sepuluh tahun, dia juga menemukan
rasa penting yang mencengangkan yang diberikan orang terhadap nama mereka
sendiri. Dan dia menggunakan penemuan itu untuk memenangkan kerja sama. Tatkala
dia masih merupakan seorang anak lelaki yang tinggal di Skotlandia, dia
menangkap seekor kelinci, ibu kelinci! Segera saja dia mendapat satu sarang
penuh kelinci-kelinci kecil dan tidak mempunyai makanan untuk mereka. Dia
menyampaikan pada anak-anak di tempat pemukimannya, apabila mereka mau memberi
makan kelinci-kelinci itu, dia akan member nama kelinci-kelinci itu dengan nama
mereka sebagai penghormatan. Rencana itu berjalan bagaikan sulap dan Andrew
Carnegie tidak pernah melupakan hal itu. Bertahun-tahun kemudian, dia
menghasilkan jutaan dolar dalam bisnis dengan menggunakan psikologi yang sama.
Kebanyakan
orang tidak mau mengingat nama karena alasan sederhana, yaitu mereka tidak
meluangkan waktu dan energy yang perlu untuk berkonsentrasi dan mengulangnya,
kemudian mengingat nama-nama itu lekat dalam pikiran mereka. Mereka membuat
dalih untuk diri mereka sendiri; mereka terlalu sibuk.
Ingatlah
nama-nama mereka dan panggillah dengan sikap bersahabat dan anda sudah
memberikan pujian yang sangat efektif. Namun apabila anda melupakannya atau
salah menyebutnya, anda sudah membuat diri anda mendapat banyak kerugian.
Prinsip 4: Jadilah pendengar yang baik.
Dorong orang lain untuk bicara tentang diri mereka.
Prinsip
ini adalah cara mudah untuk menjadi pembicara yang baik. Untuk menjadi
pembicara yang baik, kita harus menjadi pendengar yang baik dahulu.
Suatu
pagi, bertahun-tahun yang lalu, seorang pelanggan yang marah bergegas masuk ke
kantor Julian F. Detmer, pendiri Detmer Woolen Company, perusahaan yang
selanjutnya menjadi distributor bahan wool terbesar di dunia kepada perniagaan
usaha jahitan. “Lelaki ini berhutang kepada kami sejumlah uang,” Detmer
menjelaskan. “Pelanggan itu menyangkal, tapi kami tahu bahwa dia bersalah.
Maka, departmen kredit kami telah memaksanya untuk membayar. Setelah mendapat
sejumlah surat dari departemen kredit kami, dia segera saja berkemas, berangkat
ke Chicago dan menghambur masuk ke kantor saya, untuk memberi tahu langsung
pada saya bahwa bukan hanya dia tidak akan membayar uang itu, bahkan dia juga
tidak akan pernah membayar sedolar pun dari barang-barang Detmer Woolen Company.
Saya mendengarkan dengan sabar semua yang ingin disampaikannya. Saya ingin
sekali menyela, tapi saya sadar itu tidak bijaksana. Maka, saya biarkan dia
berbicara sendiri. Tatkala akhirnya dia mereda dan mulai masuk dalam suasana
hati yang bisa menerima, saya berkata dengan perlahan: ‘saya ingin berterima
kasih karena anda sudah datang ke Chicago untuk menyampaikan pada saya tentang
hal ini. Anda telah banyak membantu saya, karena kaluau department kredit kami
telah membuat anda kesal, hal itu mungkin juga akan menggangu pelanggan kami
yang lain dan jelas itu bisa jadi sangat buruk. Percayalah, saya malahan jauh
lebih ingin mendengar hal ini daripada keinginan anda sendiri menyampaikannya.’
Itu adalah hal terakhir di dunia yang dia harapkan untuk mendengarnya dari
mulut saya. Saya kira dia sedikit kecewa, karena dia telah datang ke Chicago
untuk menyampaikan pada saya satu atau dua hal, namun kini saya malah berterima
kasih padanya, bukannya berkelahi dengannya. Saya meyakinkannya bahwa kami akan
menghapus tagihan itu dan melupakannya, karena saya tahu dia seorang lelaki
yang sangat hati-hati dengan hanya satu rekening yang diurusnya, padahal para
pegawai kami harus mengurus ribuan. Karena itu, dia cenderung lebih sedikit
membuat kesalahan daripada kami. Saya katakana kepadanya bahwa saya sungguh
mengerti bagaimana perasaanya dan bahwa, kalau saya berada dalam posisinya,
saya sudah pasti juga akan bertindak persis seperti yang dilakukannya. Karena
dia tidak akan membeli apapun lagi dari kami, saya memberi saran beberapa toko
wool yang lain. Sebelumnya, kami sudah biasa santap sersama apabila dia datang
ke Chicago, maka saya mengundangnya untuk bersantap siang dengan saya hari ini.
Dia menerima dengan enggan, tapi begitu kami kembali ke kantor, dia membuat pesanan
lebih besar dari yang pernah dia lakukan sebelumnya. Dia pulang dengan suasana
hati yang sudah lembut dan ingin bersikap sama adilnya terhadap kami sepeti
kami terhadapnya, dia melihat kembali rekening-rekeningnya, dan menemukan
sesuatu yang keliru, dan mengirimkan pada kami cek-nya dengan permohonan maaf.
Selanjutnya, tatkala istrinya melahirkan seorang anak lelaki, dia member nama
tengah anaknya Detmer, dan dia tetap menjadi kawan dan pelanggan perusahaan
kami sampai dia meninggal dua puluh dua tahun kemudian.
“Hanya
sedikit manusia yang bertahan terhadap sanjungan yang tersirat dari perhatian
yang penuh.” – Jack Woodford
Apa
rahasia dan misteri wawancara bisnis yang berhasil? Nah, menurut presiden
Harvard yang sebelumnya, Charles W. Eliot, “tidak ada misteri dalam wawancara
bisnis yang berhasil, hanya satu: perhatian penuh terhadap orang yang sedang
berbicara pada anda, itu sangat penting. Tidak ada hal lain yang sangat
menyanjung.” Eliot sendiri adalah master dalam seni mendengarkan untuk masa lalu.
Henry James, novelis besar pertama amerika, mengatakan: “yang dimaksud
mendengarkan oleh Dr. Eliot, bukan sekedar mendengarkan dengan diam, melainkan
suatu bentuk kegiatan. Dia duduk tegak di ujung kursinya, dengan tangan-tangan
menyatu di atas pangkuan, tidak membuat gerakan apapun kecuali memutar
ibujarinya dengan lebih cepat atau lebih lambat, dia memandang teman bicaranya
dan tampaknya mendengarkan dengan mata dan telinganya. Dia mendengarkan dengan
pikirannya, dan dengan penuh perhatian memikirkan apa yang anda katakana
sementara anda mengatakannya. Pada akhir wawancara, orang yang sudah berbicara
dengannya merasa bahwa dia mengerti apa yang disampaikannya.” Salah satu
pendengar terbaik dalam era modern adalah Sigmund Freud. Seorang pria yang
kenal dengan Freud menjelasakan sikap Freud saat mendengarkan. “Kenyataan itu
sungguh mencengangkan saya, sehingga saya tidak akan pernah melupakannya. Dia
mempunyai kualitas yang belum pernah saya lihat dalam diri orang lain. Tidak
pernah saya melihat perhatian yang penuh konsentrasi semacam itu. Tidak ada
satupun ‘tatapan menembus jiwa’ di matanya. Matanya lembut dan cerdas. Suaranya
rendah dan ramah. Gerak-geriknya hanya sedikit. Namun perhatian yang
diberikannya pada saya, penghargaannya terhadap apa yang saya katakan, bahkan
tatkala saya mengatakannya dengan buruk, adalah luarbiasa. Anda tidak tahu apa artinya didengarkan seperti itu.
Kalau
anda ingin tahu bagaimana membuat orang lain menghindari anda dan menertawakan
anda di belakand anda, atau bahkan merendahkan anda, inilah resepnya: jangan
pernah mendengarkan siapa pun dalam jangka waktu lama. Bicaralah tanpa
putus-putusnya tentang diri anda. Kalau anda mempunyai ide tatkala orang lain
sedang berbicara, jangan tunggu lagi sampai dia selesai, segera saja potong ti
tengah kalimatnya. Anda kenal orang-orang seperti itu? Sayang sekali, saya
kenal, dan yang mencengangkan, sebagian dari mereka adalah orang terkenal.
Membosankan? Ya, begitulah mereka, orang membosankan yang mabuk dengan
kepentingan diri mereka sendiri, mabuk dalam rasa penting mereka sendiri.
Orang-orang
hanya berbicara tentang diri mereka, hanya berpikir tentang diri mereka
sendiri. Dan “Orang-orang yang hanya berpikir tentang diri mereka sendiri,” Dr.
Nicholas Murray Butley, presiden dari Universitas Columbia, berkata, “tak salah
lagi, adlah orang yang tidak berpendidikan. Mereka itu bukan orang
berpendidikan,” ujar Dr. Butler, “tidak peduli betapa mereka diberi
pengajaran.”
Maka,
bila anda ingin menjadi seorang pembicara yang baik, jadilah pendengar yang
penuh perhatian. Untuk menjadi menarik, tertariklah pada orang lain. Ajukan
pertanyaan-pertanyaan yang orang lain akan senang menjawabnya. Beri mereka
semangat agar membicarakan tentang diri mereka dan hasil sukses mereka.
Ingat
bahwa orang dengan siapa anda bicara adalah serats kali lebih tertarik dengan
diri mereka dan keinginan-keinginan mereka, juga masalah mereka dibandingkan
dengan minat mereka pada anda dan masalah anda. Sakit gigi seseorang lebih
berarti baginya kelaparan di Cina yang telah membunuh sejuta orang. Rasa panas
di tenggorokan seseorang lebih menari minatnya dibandingkan dengan empat puluh
gempa bumi di afrika. Pikirkan hal itu lain waktu anda memulai suatu
percakapan.
Prinsip 5: Bicaralah mengenai minat orang
lain.
Berbicara
mengenai minat orang lain adalah cara bagaimana menarik minat orang lain.
Setiap
orang yang pernah menjadi tamu Theodore Roosevelt akan tercengang akan luasnya
pengetahuan-pengetahuannya. Apakah tamunya itu seorang gembala sapi, politisi
New York atau seorang diplomat, Roosevelt tahu apa yang harus dilakukannya. Dan
bagaimana hal itu dilakukannya? Jawabannya sederhana. Pada saat Roosevelt
menunggu seorang tamu, dia akan duduk pada malam sebelumnya, membaca subjek
yang dia tahu merupakan minat utama tamunya. Karena Roosevelt tahu, seperti
juga semua pembaca tahu, bahwa jalan penting menuju hati seseorang adalah
berbicara tentang hal-hal yang paling mereka hargai.
Edwadr
E. Harriman dari lembah Cumberland, Maryland, memilih untuk menetap di Cumberland
yang indah di Maryland setelah dia menyelesaikan dinas militernya. Sayangnya,
saat itu hanya tersedia sedikit pekerjaan di daerah itu. Dengan mengadakan
sedikit penelitian, terbuka fakta bahwa sejumlah perusahaan dalam wilayah itu
kalau tidak dimiliki pasti dikontrol oleh orang yang tidak konvensionil, R.J.
Funkhouser, yang kebangkitannya dari kemiskinan menuju kemakmuran menggugah
rasa ingin tahu Harriman. Namun, orang itu dikenal sebagai orang yang sulit
ditembus, apalagi bagi para pencari kerja. Harriman menulis: “Saya mewawancarai
sejumlah orang, dan menjadi tahu bahwa minat utamanya adalah pada kekuasaan dan
uang. Karena dia melindungi dirinya dari orang seperti saya dengan menggunakan
sekretaris yang berdedikasi dan tegas, maka saya mempelajari minat-minat
sekretarisnya dan cita-citanya, dan baru pada saat itulah saya berkunjung
diam-diam ke kantornya. Dia telah bekerja bersama Funkhouser selama lima belas
tahun. Ketika saya sampaikan kepadanya bahwa saya mempunyai sesuatu untuk
bosnya yang bisa diartikan sukses keuangan dan politik untuk bosnya, dia
menjadi bergairah. Saya juga mengobrol dengannya tentang partisipasi
konstruktif mengenai sukses bosnya. Setelah pembicaraan ini, dia pun mengatur
agar saya bisa berjumpa dengan Tuan Funkhouser. Saya memasuki kantornya yang
sangat besar dan mengesankan itu, menetapkan hati untuk tidak membicarakan
pekerjaan yang saya butuhkan. Dia duduk di belakang meja besar dan langsung
saja berbicara keras kepada saya, ‘Ada apa ini anak muda?’ jawab saya, ‘Mr.
Funkhouser, saya yakin saya saya bisa menghasilkan uang untuk anda.’ Dia segera
bangkit dan mengundang saya untuk duduk dalam salah satu kursi yang dilapisi
kain. Saya menyebutkan satu per satu ide-ide saya dan kualifikasi yang saya
miliki untuk merealisasi ide-ide ini, demikian juga bagaimana ide-ide tersebut
bisa memberikan sukses pribadinya dan sukses bisnisnya. ‘R.J.,’ begitu dia
merasa akrab dengan saya, dengan segera mempekerjakan saya, dan selama lebih
dari dua puluh tahun saya sudah berkembang dalam perusahaannya, dan kami berdua
telah makmur.”
Membicarakan
minat orang lain memberi keuntungan pada kedua pihak. Howar Z. Herzig, seorang
pemimpin dalam bidang komunikasi pegawai, selalu mengikuti prinsip ini. Ketika
ditanya hal bermanfaat apa yang diperolehnya dari prinsip itu, Herzig menjawab
bahwa tidak hanya dia menerima manfaat yang berbeda dari masing-masing orang,
tetapi secara umum manfaat itu telah menjadi perluasan kehidupannya setiap kali
dia berbicara kepada seseorang.
Prinsip 6: Buat orang lain merasa penting,
dan lakukan itu dengan tulus.
Kalau
kita sudah menjadi begitu rendah dengan mementingkan diri sendiri sehingga kita
tidak bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan memberikan sedikit penghargaan
jujur, tanpa berusaha mendapatkan sesuatu dari orang lain sebagai balasannya,
kalau jiwa-jiwa kita ternyata tidak lebih besar dari apel rusak yang asam, kita
akan menemui kegagalan yang memang sudah sepatutnya kita peroleh.
Ada
satu hukum penting mengenai tindakan-tindakan manusia. Kalau kita mematuhi hukum
itu, kita hampir tidak akan pernah mendapat kesulitan. Sebenarnya, yang tak
terhitung jumlahnya, dan kebahagiaan yang konstan. Namun begitu kita melanggar
hukum itu, kita akan masuh dalam kesulitan abadi. Hukum itu adalah: selalu buat orang lain merasa dirinya
penting. John Dewey, seperti yang sudah kita ketahui, mengatakan bahwa
hasrat menjadi penting merupakan desakan terdalam dari sifat dasar manusia, dan
Willian James berkata: “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah
idaman untuk dihargai.” Seperti yang sudah dijelaskan, desakan inilah yang
membedakan manusia dengan binatang. Desakan inilah yang mengambil tanggung
jawab dari peradaban itu sendiri.
Para
filisuf selama ini telah berspekulasi tentang peraturan hubungan manusia selama
ribuan tahun, dan dari semua spekulasi itu, ada satu ajaran yang penting. Ini
bukan hubungan manusia selama ribuan tahun, dan dari semua spekulasi itu, ada
satu ajaran yang penting. Ini bukan ajaran baru. Dia sama tuanya dengan
sejarah. Zoroaster mengajarkan hal itu kepada para pengikutnya di Persia, dua
ribu lima ratus tahun yang lalu. Konfusius member ceramah hal ini di China, dua
puluh empat abad yang lalu. Lao-Tse, pendiri Taoisme, mengajarkannya kepada
para pengikutnya di Lembah Han. Buddha mengajarkannya di tepi sungai suci
Gangga, lima ratus tahun sebelum Masehi. Kitab suci Hindi mengajarkannya di
antara bukit-bukit batu Judea, Sembilan belas abad yang lalu. Yesus Kristus
menrangkumnya dalam sebua pikiran, dan mungkin merupakan aturan paling penting
di dunia: “Segala sesuatu yang kamu
kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada
mereka.”
Anda
ingin memperoleh persetujuan dari mereka yang berhubungan dengan anda. Anda
menginginkan pengakuan atas nilai anda yang sesungguhnya. Anda ingin
mendapatkan perasaan bahwa anda penting dalam dunia yang anda yang kecil. Anda
tidak ingin mendengar sanjungan murah yang tidak tulus, tetapi anda haus akan
penghargaan yang tulus. Anda ingin kawan-kawan dan rekan anda menjadi, seperti
yang diungkapkan Charles Schwab, “tulus dalam penerimaan dan murah hati dalam
member penghargaan.” Kita semua menginginkan itu.
Maka,
mari kita patuhi aturan emas di atas, dan berikan kepada orang lain apa yang
kita harapkan kita diberikan pada kita. Bagaimana? Kapan? Di mana? Jawabannya:
Setiap waktu, dimana saja.
Anda
tidak perlu menunggun sampai anda menjadi duta besar Prancis, atau pimpinan
komite Clambake, sebelum anda menggunakan filsafat penghargaan ini. Anda bisa
memperoleh keajaiban dengan menggunakan cara ini, hampir setiap hari. Misalnya,
kalau pelayan membawakan kita kentang pure, padahal kita memesan kentang
goring, mari kita berkata, “Maaf telah merepotkan anda, tapi saya lebih suka
kentang goring.” Dia mungkin akan menjawab, “Tidak apa-apa” dan akan dengan
senang hati mengganti kentang itu, karena kita telah menunjukkan respek
padanya.
Ungkapak
kecil seperti “Maaf telah mengganggu anda”, “maukah anda berbaik hati untuk . .
.?”, “Maukah anda?”, apakah anda tidak keberatan?”, “Terima kasih”. Sedikit
kesopanan seperti ini meminyaki roda gigi kegiatan sehari-hari yang monoton
dari kehidupan kita, semua itu merupakan tanda dari asuhan yang baik.
Kebenaran
yang sebenarnya adalah bahwa hampir semua orang yang anda jumpai, merasa diri
mereka lebih tinggi dari anda dalam beberapa hal dan satu cara pasti untuk
menuju hati mereka adalah membiarkan mereka menyadari dalam suatu cara halus
bahwa anda sadar akan rasa penting mereka, dan menerimanya dengan tulus. Ingat
apa yang diucapkan Emerson: “Setiap orang yang saya jumpai adalah lebih baik
dari saya dalam beberapa hal. Dalam hal tersebutlah, saya belajar darinya.” Dan
bagian yang menyedihkan dari hal ini adalah, sering kali mereka yang paling
tidak berhak merasa berprestasi, mendukung keakuan mereka dengan pertunjukkan
keributan dan kesombongan yang benar-benar memuakkan.
Mari
kita lihat suatu kisah: Donald M McMahon, yang merupakan pengawas dari Lewis
dan Valentine, pekerja kebun bibit dan arsitek pertamanan di Rye, New York,
menceritakan insiden ini: “Tidak berapa lama setelah saya hadir dalam ceramah
‘Bagaimana Mendapatkan Kawan dan mempengaruhi Orang Lain,’ saya merancang taman
di rumah tempat tinggal seorang hakim terkenal. Pemilik rumah itu keluar untuk
member saya beberapa instruksi dimana seharusnya ditanam serumpun rhododenedron
dan azalea yang berbunga indah. Saya bilang, ‘Tuan Hakim, anda mempunyai hobi
yang sungguh menyenangkan. Saya mengagumi anjing-anjing anda yang bagus, yang
memenangkan hadiah setiap tahun di Madison Square garden.’ Pengaruh ekspresi
kecil pujian ini sungguh mengagumkan. ‘Ya,’ jawab hakim itu, ‘Saya melewatkan
waktu-waktu yang sangat menyenangkan bersama anjing-anjing saya. Anda ingin
lihat kandang anjing saya?’ anda tahu, dia menghabiskan waktu hampir sejam
memperlihatkan pada saya anjing-anjing dan piala yang mereka menangkan. Dia
bahkan menceritakan asau-usul anjing-anjing itu dan menjelaskan tentang garis
keturunan yang menjadikan mereka begitu cantik dan cerdik seperti itu. Akhirnya
dia memandang saya dan bertanya: ‘anda punya anak kecil?’, ‘Ya,’ jawab saya,
‘saya mempunyai seorang anak lelaki’, ‘nah, apakah dia sukaanak anjing?’ hakim
itu bertanya lagi. ‘oh, ya, suka sekali.’ ‘Baik, saya akan memberinya satu,’
hakim itu menambahkan. Lalu dia mulai menjelaskan pada saya bagaimana cara memberi
makan anak anjing. Tapi kemudian dia berhenti sebentar. ‘Anda akan cepat
melupakannya kalau saya harus sampaikan dengan lisan. Sebaiknya saya
menulisnya.’ Maka, hakim itu masuk ke dalam rumah, mengetik instruksi asal usul
anak anjing itu dan cara member makanannya, lalu menyerahkan pada saya seekor
anak anjing bernilai beberapa ratus dolar, dan satu jam lima belas menit
waktunya yang berharga, semua ini adalah sebagian besar karena saya telah
mengekspresikan rasa kagum saya dengan jujur pada hobi dan keberhasilannya.”
“Bicaralah
pada orang lain tentang diri mereka, dan mereka akan mampu mendengarkan selama
berjam-jam” – Disraeli, salah satu orang paling cerdas yang pernah memerintah
Kekaisaran Inggris.
No comments:
Post a Comment